kisah tukang bandrek

Ceritanya, waktu itu ada tetangga saya bernama Wak Boncel yang pekerjaan sehari- harinya jualan bandrek di salah satu SPBU di Kota Berastagi. Biasanya dia kalau pergi berjualan kira-kira jam 22.00 sampai 23.00, jadi di malam yang naas itu beliau mengalami kecelakaan dan menewaskan dirinya karena beliau terlindas truk bermuatan pupuk.
Namun beberapa hari setelah itu, kira-kira sebulan kemudiaan, banyak warga sekitar rumah saya yang mengaku melihat penampakkan Wak Boncel dengan kendaraan dinasnya yaitu sepeda motor kesayangannya yang menurut warga yang melihat penampakkannya sepeda motornya hancur berantakan kecuali bagian belakangnya saja yang mengangkut dagangan Bandreknya.
Dan masih menurut mereka konon Wak Boncel muncul di saat hujan rintik-rintik dan disertai dengan suara tukang Bandrek yang kira-kira begini ”Bandrek, bandreknya Om, Bu, Nini, Turang, Bengkila. Minem Bandrek Lebey,” Dengan logat dan bahasa Karonya yang khas.
Tak hanya warga kami saja yang mengalami hal itu, namun saat itu ada seorang mahasiswa yang datang ke desa kami kurang tahu mau apa dia ke kampung kami, katanya waktu itu ia melihat tukang bandrek dengan tubuh berlumuran darah dan dengan kepala yang sudah tidak jelas ditambah lagi waktu itu sedang hujan dan ia berteriak ”Bandrek, bandrek,” kemudian si mahasiswa tadi pingsan seketika.
Masih banyak lagi penampakan-penampakan tentang si tukang bandrek tersebut, seperti seorang kakek yang membeli bandrek di tengah hujan namun ketika hendak membayar si tukang bandrek hilang entah kemana, kemudian ada lagi seorang maling yang mengaku bertemu hantu dengan wajah berlumuran darah hampir wajahnya tak berbentuk namun ia sempat melihat bola matanya bergerak.
Entah, mungkin arwah Wak Boncel belum bisa tenang di alam sana. Dikarenakan dia merupakan korban tabrak lari, yang hingga kini penabraknya belum tertangkap dan kasusnya tidak di lanjutkan oleh pihak yang berwajib.